Kejujuran adalah sebuah nilai yang dapat dimiliki seseorang. Kata orang, jujur itu mahal harganya dan sulit dicari seseorang yang benar-benar jujur. Pertanyaannya, masih adakah nilai kejujuran ini ?
Seorang teman bercerita tentang kejadian saat dia membeli banyak buku di sebuah toko buku yang belum lama mengadakan diskon. Saat selesai membayar di kasir, dia melihat kembali hasil belanja bukunya dan struk, ternyata ada 2 buku yg belum di scan dan belum termasuk dibayarkan. Sebagai pembeli, teman saya ini tidak salah karena dia serahkan semua hasil belanjanya ke kasir. Kasir disini yg tidak teliti.
Ketika melihat kondisi tersebut, bisa saja teman saya ini langsung pulang, tapi perasaan tidak enak timbul jika itu dia teruskan. Akhirnya dia putuskan untuk membayar sisa buku yg belum dihitung. Rasanya plong setelah membayar dan tidak ada ganjalan lagi, itu yang teman saya share...
Ada juga sebuah kejadian di Jepang yang mungkin pembaca pernah dengar sebelumnya. Para petani di Jepang ketika hasil buminya ada kelebihan untuk dipakai sendiri, maka mereka akan menjualnya di pinggir jalan dengan membuka lapak tanpa harus ada orang yang stand by terus di sana. Pembeli tinggal menaruh uang sesuai harga barangnya. Anda boleh percaya boleh tidak, petani tersebut (juga petani lainnya) tidak pernah rugi dengan sistem tsb. Pembeli tidak ada yg curang.
Sistem jual beli ini pernah di uji coba di sebuah sekolah swasta terkenal yg siswanya notabene bukanlah anak orang miskin istilahnya tapi ironis hasilnya berbanding terbalik dengan kisah petasi di jepang di atas.
Ada apa sebenarnya dengan nilai kejujuran ini. Seseorang pasti dihargai karena kejujurannya dan sebaliknya akan direndahkan ketika ketahuan dia berbuat curang.
Di dalam sebuah perusahaan, nilai kejujuran tetap dicari menjadi satu kriteria yang dilihat. Jika satu saat terlihat dia curang (berbohong) pasti akan berpengaruh ke performancenya. Entah dia akan mendapatkan surat teguran atau surat peringatan. Ini akan tertulis dalam CV ybs di dlm perusahaan.
Takut untuk berbuat curang bisa jadi perlu diciptakan menjadi satu budaya. Orang Jepang yang saya tahu adalah orang-orang suka bekerja keras dan menghargai akan hasil kerjanya sehingga jika tidak mencapai target, rasa malu terhadap diri sendiri dan orang lain begitu besar. Ini sudah menjadi satu nilai di masyarakat mereka. Sisi positif yang bisa diambil adalah miliki rasa malu jika tidak perform, miliki rasa malu jika tidak jujur pada orang lain dan pada diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar