Randith : Hoii.. lagi ngapain, sibuk gak? nonton yuk, ini ada 2 tiket nih..Di jalan tanya2 sama si Randith
Saya : Heh…? Berdua doang? *mengerinyitkan jidat + berpikir dalam hati; maho banget diajakin nonton ama cowok*
Randith : Nggaklah… ini ada bang Tom & kak Riska juga
Saya : *Alhamdulillah* oke oke..
Saya : Emang filmnya apa sih?
Randith : The American
Saya : film apaan tuh?
Randith : hehe.. gak tau, lagian ini kan gratis juga, hadiah dari S******zone
Saya : *pantesan..* Oooo…
Nyampe di Empire XXI udah ditungguin sama dua orang dedengkot hehe.. , tanpa banyak bacot langsung masuk studio, udah mau mulai juga soalnya. Nggak terlalu rame sih, barangkali cuma setengah dari kapasitas yang keisi. Lihat2 orang di sekitar, eh buset pada pasangan-pasangan semua. Anjir, bikin iri aja. Untung perginya berempat, 3 cowok 1 cewek. Ngga kebayang klo perginya cuma sama si Randith. Bisa-bisa dibilang pasangan homo.


Oke, film dimulai. Baru mulai udah ada tembak-tembakan. Apalagi katanya film ini diangkat dari sebuah novel. Klo gak salah judul novelnya “A Very Private Gentleman”. Hmm.. roman-romannya menarik nih. Tapi cuma tipuan, asli sangat membosankan. Bahkan lebih buruk dari The Expendables. Capek2 nungguin klimaks yang wah dan tak terduga. Tapi ujung-ujungnya cuma kecewa yang didapat. Bahkan cewek di sebelah saya udah tertidur pulas sejak pertengahan film. Cerita filmnya sih tentang seorang (semacam) pembunuh bayaran yang disuruh sembunyi di sebuah kota tua di Italia sama bosnya. Trus dikasih tugas ngerakit senjata, yang tenyata nantinya dipake buat ngebunuh dia sendiri oleh orang suruhan bosnya. Klo mau sinopsis yang lebih jelas baca di sini. Klo baca sinopsisnya sih keren, tapi sekali lagi : JANGAN TONTON FILM INI KECUALI GRATIS. Bahkan si Uni Riska sebagai fansnya Clooney pun mengakui film ini sangat mengecewakan.
Biasanya orang-orang bikin review tentang film-film recommended di blognya. Tapi saya justru sebaliknya hehe. Ini semata-mata untuk menghindarkan anda dari tontonan tak bermutu, cailaaaaah. Mungkin di luar sana ada yang suka film-film seperti ini. Apalagi ini hanya review versi seorang penikmat film yang angin-anginan, hangat-hangat tai ayam, amatiran. Jadi jangan sepenuhnya percaya

Omong2 tentang judul, eduardooo !! Yak itulah kata-kata terakhir di ujung film ini. Dan seusai film, banyak yang teriak; EDUARDOOOOOOO.. sambil ketawa-ketawa miris gak jelas. Ketawa karena sadar udah buang-buang waktu
. Tapi karena gratisan jadinya bisa ketawa ketiwi keluar studio. Coba klo bukan gratis, rugi banget tuh.

Oh ya, sebelum berangkat nonton, saya sempat baca 1 thread di Kaskus. Katanya film-film Hollywood nggak bakal tayang lagi di bioskop-bioskop kesayangan Anda, soalnya pemerintah membebani pajak baru untuk film-film impor. Tapi pihak distributor tidak mau memenuhinya, sehingga mereka menarik film-film yang bakal tayang di Indonesia. Coba baca di SINI untuk lebih jelasnya. Klo emang bener, berarti tadi malam adalah film Hollywood terakhir yang saya tonton di bioskop, OH…TIDAAAAAAAAK
. Coba cek webnya 21, semua film yang coming soon cuma film-film lokal aja.

Tapi saya yakin kasus ini tidak berlangsung lama. Ingat kasus Blackberry kan? Karena saking hebohnya, kasus itu selesai dalam waktu relatif singkat. Yup, itulah Indonesia. Apalagi ini pangsa pasarnya anak muda. Dijamin bakal langsung heboh, melebihi berita tentang Ahmadiyah
. Tapi seandainya tidak ada titik temu, bye bye Hollywood. Padahal tahun ini bakal keluar banyak film bagus, salah satunya Transformer
.


PS: halaman “The Author” saya ubah dikit tuh, klo sudi silahkan lihat2 tampang saya yang mirip alas kakinya Kaisuke Honda ini, tapi gak tanggung jawab klo matanya tiba-tiba katarak

Tidak ada komentar:
Posting Komentar